Jumat, 09 September 2011

HINGGA AKHIR BATAS

Detik masih tak bergerak
Kian hampa tanpa ada rasa rindu di dada
Tatapan bisu dinding-dinding yang seolah bosan dengan drama ini
Sementara jatidiri yang kusimpan dalam kaleng yang hampa
Mulai mengering dan ingin kau cepat kembali ; sayang

Hingga akhir batas ku menahan rasa rindu yang menghambar
Satu demi satu rindu yang membuih mulai berterbangan kenirwana
Menyusul engkau yang ada di seberang sana
Yang entah sampai ataau tidak angan dan rinduku padamu disana

Sebatang demi sebatang rokok telah habis kuhisap
Sembari menghitrung air mata yang jatuh difotomu
Hingga akhir batas nafas yang ku hembuskan untukmu
Dan kau telah dipinang oleh pria terbaikmu

Oleh : Fahmi Fajar Meidiansyah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar