Rabu, 05 Oktober 2011

LORONG-LORONG HATI

Menembus akal sehat yang tak kunjung reda
Matamu
Semakin melucuti jati diriku
Membawamu ke lorong-lorong hati
Dan saat matamu
Melihat aliran aliran darahku tak reda memanggil namamu
Ada sayang yang mekar di lorong hati
Untukmu

Oleh : Fahmi Fajar Meidiansyah

BERAKHIR SUNYI

Saat bait-bait sajak menari diatas kertas ini
Semua yang terjadi bukan mimpi
Bukan sekedar ilusi
Tapi suci dan murni akal sehat yang terjadi
Masih melayang tanpa arti
Dan semua berakhir sunyi

Oleh : Fahmi Fajar Meidiansyah

Sabtu, 01 Oktober 2011

Taufik Ismail : Doa Untuk Negeri 01/10/09

KEMBALI

Bodoh . . . .
Aku berkaca pada malam ini
Untuk apa . . . ? ? ?


Hilanglah sudah semua

Kini indahnya telah kelam
Ku gelap mata . . .

Tak ada waktu untuk menangis

Walau kau slalu menungguku
Aku takkan pernah kembali !!

Oleh : Fahmi Fajar Meidiansyah

DI UJUNG WAKTU

Di lorong sunyi sepi
Berdiri di temani cahaya lilin
Gundah meredam rasa
Bulatkan rasa yang mulai bergejolak

Di ujung waktu
Kala detik berhenti dan keringat mengalir deras
Ia hilang entah kemana
Bahkan semakin tak nyata

Sungguh bodohnya aku
Hilang tak terakam
Akhirnya pasrah
Ku kehilangan jejaknya juga

Oleh : Fahmi Fajar meidiansyah

WS Rendra - Kupanggil Namamu

DETIK-DETIK

Detik-detik telah pergi
Masa itu telah berlalu

Jasad cintamu ...

Membawa pergi semua anganku ...

Detik-detik melayang

Melanglang buana

Jasad kengan itu ..

Mulai kupunguti dan kususun rapih
Dan kau msih ada dalam ingatku

Oleh : Fahmi Fajar Meidiansyah

DENDAM

Kata-kata itu
Mulai merobek kulit hatiku
Mereka ...
Adalah binatang yang tak tau norma
Ku ingin kau enyah
ingat .. !!
Masamu akan datang
Dengan penuh luka kau merangkak
Membawa luka yang merobek jantungmu
yang menembus membawa nyawamu !!

Oleh : Fahmi fajar Meidiansyah

ENGKAU

Ingat lagi dan terus ingat lagi
Semua mungkin nyata
Tapi bukan engkau

Lagi ku gengggam dingin hati
Seakan nyata
Tapi tidak engkau

Kuingin satu dalam hati
Inginkan engku
Tapi nyatanya bukan engkau

Oleh : Fahmi Fajar Meidiansyah

MENENTANG

Kalau detik ini akan berakhir

Tak perlu semua menangis
Akhir ini, akhir kita

Coba hadang, coba terjang
Perihpun punah

Apa yang terjadi ??

Hidupmu kan sia-sia

Oleh : Fahmi Fajar Meidiansyah

HUJAN

Tetes demi tetes telah turun
Basahi bumi, basahi mimpi-mimpi
Sejukan nyawa yang terbakar emosi
Hujan
Kadang kau tenang
Beningmu, sambut wangi embun
Senyum bunga tercermin pada tetesmu yang sahaja
Hujan
Basahi atap-atap rumah di desa itu
Menutup semua rasa geram
Hanya derumu penuh syahdu
Hujan

Oleh : Fahmi Fajar Meidiansyah

KATA - KATA

Ujung malam tanpa terang
Diselimuti dingin yang meradang
Gelisah rasa ...
Padahal asa telah terkubur jauh
Aku
Masih saja gelisah rasa
"mungkin karena kata- kata??"
Semakin larut, semakin gelisah
Entahlah apakah kata - kataku menyakitimu ??"

Oleh : Fahmi Fajar Meidiansyah

LUKA

Hari ini aku berlari

Melihat aku yang tak kuasa tahan luka
Untuk apa ??

Semua tak peduli

Saatnya aku pergi
Selamat tinggal ...

Oleh : Fahmi Fajar Meidiansyah

LENTERA DITANGANKU

Gelap lajurku tak berparas
Langkahpun tak jelas arah tapaknya
Sisiku malaikat berbisik
"lentera ditanganmu !!"

Masih tak mengerti maksud suara itu
Makin lama semakin tak terlihat
Dan lagi malaikat berbisik
"TUHAN di urat nadimu !!"

Tanpa harus ku tahui
Jalan itu ...
Akhirnya ku mengerti
"Lentera di tanganku !!"

Oleh : Fahmi Fajar Meidiansyah

SENJA DI UJUNG DERAMAGA

Senja menutup hari-hari
Di penghujung dermaga
Ada dua hati yang penuh manja
Hilang terpisah saat senja tiba

Penuh api asmara
Slalu menunggu tanpa ada kata "kapan ??"
Di penghujung dermaga saat senja tiba
Ia menunggu

Oleh : Fahmi Fajar Meidiansyah

DI GERBONG MALAM ITU

Di gerbong malam itu
Kala rindu mulai meradang
Gelisah ..

Di gerbong malam itu
Harap-harap ingin temu
Hati yang terpisah

Malam itu di gerbong
Dingin mencandu haru
Berharap rindu ini bisa tertuju


Oleh : Fahmi Fajar Meidiansyah