Senin, 30 Januari 2012

SELAMANYA TERKENANG

 Persahabatan adalah sesuatu yang hebat, bisa bersatu dan menerima semua kekurangan. Kita adalah sahabat yang takkan pernah usai pertemanannya. Teruslah melangkah kawan, walau nanti kita kan berpisah namun ingatlah persahabatan kita selamanya.
Saat kita tua nanti, seteguk kenangan kita adalah sejarah bagi dunia dan isak tangis, simpul senyum dan tawa terbahak-bahak adalah cerita yang sangat mahal sehingga legenda menjadikan kita kisahnya.
Saat nanti kita telah memiliki sesuatu angan yang telah kita dapati, semua adalah bagian dari kisah kita dan jadikanlah kisah kita abadi dan terkenang selamanya.
"KITA ADALAH SERIGALA, PEMANGSA YANG HAUS AKAN PENGETAHUAN DUNIA"
Saat kita menangis, tersenyum dan tertawa pastikan kita tetap bergandengan tangan dan tetap menjadikan persahabatan kita legenda.
Saat persaingan sehat mendapatkan cinta adalah cerita kita.
Kita adalah ancaman terbesar dunia yang menakutkan, yang mampu meninju congkaknya dunia.
Yang mampu mencabik langit yang mendustai persahabatan kita.
Ketahuilah kawan bahwa kita adalah SERIGALA PEMANGSA.
Peersahabatan kita kan selamanya terkenang dan takkan pisah walau nisan telah menulis nama kita dengan tinta emas dan serangkaian melati berdarah serta siraman alkohol !!


                                                               Fahmi Fajar Meidiansyah

                                                                Alumni SMK PERTI 12'


Kamis, 26 Januari 2012

SEJARAH BAHASA INDONESIA

Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi Republik Indonesia[1] dan bahasa persatuan bangsa Indonesia.[2] Bahasa Indonesia diresmikan penggunaannya setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, tepatnya sehari sesudahnya, bersamaan dengan mulai berlakunya konstitusi. Di Timor Leste, bahasa Indonesia berstatus sebagai bahasa kerja.
Dari sudut pandang linguistik, bahasa Indonesia adalah salah satu dari banyak ragam bahasa Melayu.[3] Dasar yang dipakai adalah bahasa Melayu Riau (wilayah Kepulauan Riau sekarang)[4] dari abad ke-19. Dalam perkembangannya ia mengalami perubahan akibat penggunaanya sebagai bahasa kerja di lingkungan administrasi kolonial dan berbagai proses pembakuan sejak awal abad ke-20. Penamaan "Bahasa Indonesia" diawali sejak dicanangkannya Sumpah Pemuda, 28 Oktober 1928, untuk menghindari kesan "imperialisme bahasa" apabila nama bahasa Melayu tetap digunakan.[5] Proses ini menyebabkan berbedanya Bahasa Indonesia saat ini dari varian bahasa Melayu yang digunakan di Riau maupun Semenanjung Malaya. Hingga saat ini, Bahasa Indonesia merupakan bahasa yang hidup, yang terus menghasilkan kata-kata baru, baik melalui penciptaan maupun penyerapan dari bahasa daerah dan bahasa asing.
Meskipun dipahami dan dituturkan oleh lebih dari 90% warga Indonesia, Bahasa Indonesia bukanlah bahasa ibu bagi kebanyakan penuturnya. Sebagian besar warga Indonesia menggunakan salah satu dari 748 bahasa yang ada di Indonesia sebagai bahasa ibu.[6] Penutur Bahasa Indonesia kerap kali menggunakan versi sehari-hari (kolokial) dan/atau mencampuradukkan dengan dialek Melayu lainnya atau bahasa ibunya. Meskipun demikian, Bahasa Indonesia digunakan sangat luas di perguruan-perguruan, di media massa, sastra, perangkat lunak, surat-menyurat resmi, dan berbagai forum publik lainnya,[7] sehingga dapatlah dikatakan bahwa Bahasa Indonesia digunakan oleh semua warga Indonesia.
Fonologi dan tata bahasa Bahasa Indonesia dianggap relatif mudah.[8] Dasar-dasar yang penting untuk komunikasi dasar dapat dipelajari hanya dalam kurun waktu beberapa minggu.[9]

Rabu, 25 Januari 2012

MAMA

Air mata yang jatuh ini tak sebanding
Dengan doa yang kau layangkan pada Tuhan
Saat diriku semakin jatuh
Dan semakin dalam terjatuh
Genggam erat hatiku yang rapuh
Yang buta akan realita yang fana
Hanya kasihmu yang mampu menjagaku
Saat ku dipecundangi dunia
Doa yang kau layangkan untukku
Tak hilang walau darahku membatu
Jantung yang kau degubkan untukku
Tak terganti walau harus kuberikan nyawaku
Secangkir cinta yang kau berikan untukku, anakmu
Sebesar dunia dosa yang ku berikan untukmu
Tak mampu ku maafkan salahku
Ku mohon hapus air matamu
MAMA

Oleh  : Fahmi Fajar Meidiansyah

Jumat, 20 Januari 2012

SENIMAN PENGADUK SEMANGAT (KAKEK PENJUAL KOPI)

Dengan jinjingan ia susuri aspal-aspal yang tak bersahabat
Demi picisan-picisan yang membuat hidupnya sedikit longgar
Kakek penjual kopi itu menuangkan kopi yang penuh dengan cinta
Yang dicerucup para kuli panggul, tukang becak bahkan anak muda sekalipun
Add caption

Tiap detiknya sama dengan kopi hitam yang pahit
Yang tak tahu alur kemana ia harus jajakan kopinya
Biar lelah, biar lunglai
Seniman pengaduk semangat itu tetap terjaga dari letihnya

Sayang dan malang terjadi dalam aral yang ia terjang
Aspal nelangsa, debu-debu berduka
Saat kakek penjual kopi terbaring bersimpuh darah
Yang diterpa mobil yang membuat perjuangannya runtuh


Oleh : Fahmi Fajar Meidiansyah

KITA

Kita itu adalah sekumpulan bocah ingusan yang ingin tahu dunia
Kita itu adalah malaikat yang ingin mencari jatidiri dalam hitam-putih hidup
Kita itu adalah senjata dunia yang paling berharga untuk menakuti lawan
Kita itu adalah lawan bagi sekumpulan pecundang

Jangan pernah lupakan hari demi hari yang indah ini
Yang kita tuangkan dalam gelas air yang memabukan
Sempurnakan dunia dengan adanya pemberontakan atas ketidak adilan dunia
Yang merobek dan meninju congkaknya dunia

Persahabatan kita adalah ancaman bagi lawan kita
Dengan obat, anggur dan serbuk-serbuk yang memabukkan

Tendangkan kecongkakan diri kita
Dan KITA adalah serigala pemangsa yang haus akan pengetahuan


Oleh : Fahmi Fajar Meidiansyah

Kamis, 19 Januari 2012

AKU MARAH

Sehelai benang kesetiaan yang kau putuskan
Membuatku lemah dan mati lemas
Dari awal sudah kubilang
"Aku ini hanya binatang yang terbuang"
Sekarang kau hancurkan semua angan yang kubangun
Untuk kujadikan ratu di pelaminan
Dan kau hanya sebagian dari bayangan kelam asa itu
Dan aku marah
Saat kau menangis karena cinta yang kau pilih


Oleh : Fahmi Fajar meidiansyah

TERNYATA

Ternyata angin itu
Adalah hadiah untuk kita
Agar tak menyekutukanNya

Ternyata ombak itu
Adalah kasih sayangnya
Agar kita tak salah arah

Ternyata goncangan itu
Adalah sebagian dari belaianNya
Agar kita tetap mencari arti dari bait Al-Quran

Ternyata
Ternyata
Ternyata Tuhan telah membenci kita


Oleh : Fahmi Fajar Meidiansyah

HARAM JADAH CINTAMU

Tumpahkan saja darah yang kau sedot dalam dustamu atasku
Kucecerkan ludah dimukamu atas sedihnya aku
Pacari saja bait demi bait atas murkaku
Tumpahkan saja nanah yang membeku dalam tenggorokanku

Haram jadah semua cintamu
Haram jadah atas cinta busuk yang menjadi bangkai
Jual saja omong kosongmu di loakkan
Kubasuh darah yang kau tumpahkan di mulutku

Sisi hati yng menjual nafsu akan uangmu
F**k itu kata yang pantas untukmu
Minta ampunlah pada TUHAN saat kau menjual dirimu
Dan hanya ada sisa saldo dosamu yang membumbung


Oleh : Fahmi Fajar Meidiansyah