Depan pintu besar bernomor 44
Sahabat yang miskin menjadi kaya
Sementara "si tamu" tetap miskin dan ingin silaturahmi
Suasana mengental dan menggalau
"Apakah sahabatku yang kaya ini mau menerimaku ; si miskin"
Oleh : Fahmi Fajar Meidiansyah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar