Minggu, 14 Oktober 2012

KOLEKSI PUISI-PUISI CINTA TERBARU


KENANGAN
 
Hampa mendera, mega terbayang ungu jingga mengelayuti badannya
Dan semua kenangan yang mengalahkan waktu,
akupun menelan ludah sampai langit berubah jingga dan fajar menerangi dadanya,
yang sakit hingga menjadi kelabu.
Habislah sudah perjalananku dan takdir yang hapus jejakku di dadamu.
Waktu memang makin tua dan mega masih tetap ungu,
namun sendu yang kutatap masih bayangmu,
yang memegang mawar yang layu di balik punggungmu.
Fajar makin hilang dan surut wajahmu mengelipkan cahaya kelabu dan mengilat
menyayat seluruh organ tubuhku ; kaku dan sekarat.
Sebisaku dan makin malam makin meringis ini mega,
aduhai betapa berarti dirimu di dalam hatiku cinta.
Oleh : Fahmi Fajar Meidiansyah
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------
SAJAK 14 JUNI
Buat niaku, ruh dalam jiwaku...
Sandarkan aku pada cekungnya bianglala
Dan senyummu dihiasi bunga randu alas yang terbang kesana-kemari
Tak pernah sedih walau disembur angin pagi dan senja
Yang kau tangkap saat lari-lari di taman hari ini
Buat nia, yang semburkan nafas untuk jasadku yang pongah
tak tertat.Sejajar dengan dentuman debar menyala.
Sutra hilang tua menyala tapi tak hilang cintaku dan gairah
Hisaplah, hisaplah buat niaku yang mengarang nyawa dalam dada
Pintu jadi menganga ke jalan pelaminan terang kita capai
Selagi nafasmu-nafasku menjadi karang di otakku
Selama nanah berbunga bagi hadirmu di lambai
Biar mati nan pisah-pisahkan nyawaku dan nyawamu
Buat niaku, Ruh dalam jasadku, ku sisipkan singgasana untukmu
dan untukku, terangi rongga-rongga dadamu yang sepi tanpaku.
Bawa aku ke ruang semua pintu terkunci dan hanya kau dan aku,
buat niaku, tudungkan sutra di palamu dan hisaplah sluruh gairahku.
Fahmi Fajar Meidiansyah

15 JURUS MENJADI PENULIS HANDAL

Menulis dan terus menulis adalah cara yang sangat bagus untuk meningkatkan keterampilan menulis dan melahirkan ide-ide baru untuk karya tulisan yang akan datang. Latihan ini juga akan memberi pandangan akan proyek tulisan yang kini sedang anda geluti. Salah satu manfaat melakukan latihan menulis pribadi adalah anda dapat membebaskan diri anda dari rasa takut dan perfeksionisme.
Untuk menjadi penulis, adalah penting untuk sesekali menulis tanpa beban memenuhi standar publikasi. Jangan takut tidak sempurna. Itulah gunanya latihan. Apa yang anda tulis saat anda berlatih menulis mungkin bukanlah karya terbaik anda, namun itu akan melatih anda untuk menulis dengan baik saat anda menghasilkan karya tulisan yang terbaik.
Berikut ini 15 jurus ampuh yang bisa anda praktekkan:
  1. 1Pilih sepuluh orang yang anda kenal dan deskripsikan setiap orang itu dalam satu kalimat.
  2. Rekam acara bincang-bincang di radio selama lima menit. Tulis dialognya dan tambahkan deskripsi naratif untuk pembicara yang ada di rekaman, beserta sikapnya, seolah-olah anda sedang mengatur dengan drama.
  3. Tulislah biografi anda sendiri sepanjang lima ratus kata.
  4. Tulis surat kematian anda sendiri. Buat daftar semua prestasi yang telah anda capai. Tulislah seakan-akan anda mati hari ini, atau lima puluh tahun (atau lebih) kemudian.
  5. Deskripsikan kamar anda dengan tiga ratus kata.
  6. Tulis wawancara fiksi dengan anda sendiri, teman, selebritis, atau karakter khayalan. Tulis wawancara itu dalam gaya tulisan majalah atau publikasi yang (benar atau salah).
  7. Pilih koran atau tabloid supermarket. Pilih artikel yang menurut anda menarik dan gunakan artikel itu sebagai dasar untuk menulis sebuah cerita.
  8. Tulis buku harian seorang karakter khayalan.
  9. Cari sebuah pragraf dari buku-buku favorit atau bukan- dan tulis kembali isi paragraf itu dalam gaya tulisan yang berbeda.
  10. Pilih seorang penulis, yang anda sukai meski bukan favorit anda, dan buat daftar berisi hal-hal yang anda suka dari cara penulis itu menulis. Ingatlah terlebih dahulu tulisan penulis itu tanpa membaca ulang tulisannya. Setelah anda selesai membuat daftar itu, baca kembali tulisan penulis itu dan periksa apakah anda melewatkan sesuatu hal atau apakah yang anda daftar tidak benar. Analisis elemen-elemen apa yang ada dalam gaya tulisan penulis, yang dapat anda terapkan pada tulisan anda sendiri. Serta elemen-elemen apa yang sebaiknya tidak atau tidak bisa andaa terapkan. Ingatlah bahwa gaya tulisan anda berbeda dari tulisan orang lain. Sebaiknya hanya berpikir bagaimana anda dapat membuat gaya tulisan anda menjadi lebih baik. Jangan pernah menirukan gaya tulisan orang lain dalam satu atau lebih latihan menulis.
  11. 11.    Cari karya tulisan yang pernah anda tulis menggunakan orang pertama, dan tuliskan kembali dengan orang ketiga, atau vice versa. Anda juga dapat melatih diri dengan mengganti keterangan waktu, narator, dan elemen-elemen lain. Jangan lakukan latihan ini pada satu buku penuh. Lakukan latihan ini pada karya tulisan yang lebih pendek.
  12. Cobalah untuk mengingat kenangan masa kecil anda. Tulis semua yang dapat anda ingat. Tulis ingatan-ingatan itu sebagai suatu adegan. Anda dapat melakukan itu dengan perspektif anda sekarang atau perspektif anda saat masih kecil dulu.
  13. Ingat perdebatan yang pernah anda alami dengan orang lain. Tulis perdebatan itu dari sudut pandang orang dengan siapa anda berdebat. Ingat bahwa intinya melihat perdebatan itu dari sudut pandang orang lain, bukan sudut pandang anda. Ini adalah latihan menulis pemikiran orang lain, bukan membuktikan anda salah atau benar.
  14. Deskripsikan suatu tempat dengan dua ratus kata. Anda dapat menggunakan semua indra yang dapat digunakan untuk mendeskripsikan sesuatu, tapi jangan gunakan indra penglihatan. Anda dapat mendeskripsikan rasa, suara, suasana, bahkan bau sesuatu. Cobalah untuk menulis dengan cara seperti itu sehingga pembaca benar-benar dapat membayangkan suatu tempat sampai dengan detail-detailnya.
  15. Duduklah di rumah makan atau tempat ramai, kemudian tulis penggalan-penggalan percakapan yang anda dengar. Dengarkan orang-orang yang ada di sekitar anda- bagaimana mereka berbicara dan kata-kata apa yang mereka gunakan. Sekalinya anda telah melakukan hal ini, anda dapat berlatih untuk menyelesaikan percakapan mereka. Tulis apa yang akan terjadi selanjutnya pada percakapan itu menurut versi anda sesuaikan gaya bahasanya.
Sumber: Badai Fisilmikaffah, 2008, Jurus Maut Menulis Buku Best Seller, Yogyakarta: Araska

ARTIKEL PUISI

Mengapa kita suka membuat puisi, bersusah payah mengartikan puisi?  Yang begitu sulit diartikan. Mengeja tiap katanya dan merangkai kalimatnya untuk menjadi bisa mengerti.
Saya medifinisikan puisi sebagai sekumpulan kata pilihan yang dirangkai dengan mempertimbangkan keindahan larik (rima), majas (metafora), makna dan irama (bunyi). Titik beratnya pada kata-kata yang dipilih. Dimaana kata tersebut merupakan hasil dari perenungan, kotemplasi atau mungkin ide yang muncul secara tiba-tiba karena si Pembuat puisi merasa “modnya dapet“. Kata-kata yang merangkai puisi merupakan “kemasan” yang menggambarkan keadaan kehidupan si penulis dengan berbagai macam sudut pandang dan faktor-faktor yang mendorong.
Jadi, seperti pernyataan sastrawan Rusia Leo Tolstoy, bahwa ia lebih memilih menulis puisi ketimbang prosa bila hendak mengungkapkan pikiran secara sangat padat dan dengan kekuatan maksimal.
“Puisi? Karena jika kalian bisa membaca puisi, kalian bisa baca apa saja,” jawab LouAnne.
Barangkali LouAnne benar, bahwa bila kita bisa memahami puisi, maka kita akan bisa membaca apa saja (baca: kehidupan). Sebab puisi tak saja terdiri dari sekumpulan kata yang mempertimbangkan keindahan bunyi dan kiasan, tapi juga menyimpan tanda-tanda yang tidak secara langsung bisa ditangkap dan dicerna pembacanya. Maka, apabila kita terlatih membaca tanda atau kode di dalam puisi, kita pun bisa membaca setiap tanda yang kita jumpai.
Makna sebuah puisi memang sangat tergantung kapan puisi itu ditulis. Tidak saja kondisi sang penyairnya, tapi juga zamannya. Setiap membaca puisi-puisi Chairil Anwar, saya selalu menemukan  kemuraman (sekalipun di dalam puisi “Aku” yang seringkali dibacakan dengan garang) – mungkinkah  karena kehidupannya yang bohemian? Atau sajak-sajak Rendra yang menyuarakan kebebasan suara hati karena pembungkaman oleh pemerintahan orde baru yang represif, atau juga penyair Ka dalam novel Snow (Orhan Pamuk) yang puisi-puisinya selalu dipengaruhi suasana kota Kars di Istanbul yang bersalju. Dan kita pun dapat memahami, mengapa banyak penyair tua (saya tak menyebutnya: muka lama) yang lebih banyak menulis puisi-puisi “ilahiah” – yang itu memberikan petunjuk tentang suasana psikologis dan kesadaran diri sang penyairnya. Sebagaimana halnya anak muda yang lebih suka menulis puisi cinta – yang kadang justru karena cintalah mereka mendadak menjadi seorang penyair yang romantis sekaligus gombal.
Lalu, mengapa puisi? Dan mengapa hingga sekarang orang masih menulis dan membaca puisi?